Dari Hobi Jadi Profesi, Simak Kisah Inspiratif ASN yang Menggeluti Profesi Editor

Dari Hobi Jadi Profesi, Simak Kisah Inspiratif ASN yang Menggeluti Profesi Editor

Hai Ladies!


Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Kalimat motivasi ini sangat cocok untuk menggambarkan sosok Rizky Amallia Eshi, wanita kelahiran Bandung di akhir tahun delapan puluhan. Walau sudah mantap  bekerja sebagai ASN yang merupakan profesi idaman banyak orang, ia berani meninggalkan zona nyamannya dengan  menekuni hobi menulis dan kini telah menghasilkan banyak karya.   

Ibu tiga anak yang akrab disapa Iky ini adalah seorang guru bahasa Jepang di salah satu SMK negeri di Bandung. Di tengah kesibukan sebagai guru dan ibu rumah tangga, ia tetap semangat mengembangkan diri dan menekuni  hobi menulis. Hobi ini sudah ada sejak duduk di bangku SMP. Berawal dari rasa iri saat melihat seorang teman yang menulis cerita keren memotivasi Rizky untuk terus mengasah keterampilan menulis hingga akhirnya karyanya pun dimuat di majalah Kawanku waktu kuliah. Tak cukup sampai di situ, ia bahkan bisa memenangkan berbagai lomba menulis. 

Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2018,  Iky mulai memantapkan diri  untuk  menulis buku bersama penulis lain atau dikenal dengan istilah  buku antologi. Hingga kini ibu guru yang pernah bertandang ke Jepang, negeri impiannya itu, telah menuliskan sekitar 40-an buku antologi. Buku-buku lain yang telah ia tulis di antaranya yaitu, buku anak Leguty Media dan Quotes Indscript.

Tak puas menulis buku, lulusan UPI Bandung tahun 2009 ini pun mulai menekuni profesi editor sejak mengikuti kelas editor di Joeragan Artikel  (JA) pada September 2020. Jadi, terhitung baru tiga bulan ia menjalani profesi ini.

Kecintaannya akan dunia kepenulisan membuat Rizky makin banyak belajar tentang tatanan bahasa yang baik dan benar. Bahasa Indonesia itu ternyata gampang-gampang susah baginya. Selain itu, profesi editor membuatnya memiliki rekan dan relasi baru, terutama editor-editor berpengalaman baik dari JA atau  editor independen lain dan beberapa editor penerbit mayor.

Mengedit adalah pekerjaan yang selalu bergelut dengan aksara. Oleh karena itu, sebagai editor  ia dituntut untuk mampu membaca dengan teliti. Rizky merasakan kesehatan matanya berkurang. Ditambah lagi sering duduk, mempengaruhi kesehatan di bagian pinggang dan punggung.

Profesi editor termasuk baru bagi Rizky. Pengalaman menyunting pertamanya adalah ketika ia turut serta dalam event bulanan website Joeragan Artikel pada November 2020. Selama dua puluh hari, Rizky harus saling berebut artikel yang dikirim via komentar di Facebook. Meski begitu, Rizky merasa di situlah  letak keseruan  dan keasyikannya.   Ia jadi bisa mempelajari jenis-jenis dan bahasa artikel yang biasa di pakai di JA.

Kesempatan keduanya magang sebagai editor di JA diberikan saat Ummi Aleeya, pendiri Joeragan Artikel,  memberikan kesempatan untuk membukukan naskah pada program Status Jadi Buku. Rizky mengambil jenis fiksi dan nonfiksi. Akhirnya, naskah nonfiksi tentang asuransi syariah karya Lena berhasil disuntingnya sampai tuntas.

Ingin menjadi orang pertama yang membaca isi naskah orang lain secara langsung dan utuh merupakan alasan utama Rizky menjadi seorang editor. Walau menyenangkan, ia juga mengaku pusing dengan cara penulisan tiap penulis yang berbeda-beda. Namun, proses tetap ia jalani sambil terus belajar menyunting agar lebih baik dan mudah di kemudian hari. 

Jika Ladies ingin  mengenal Rizky lebih jauh, silakan menghubunginya melalui email di rizukisensei@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top
awin